Categories: Lintas FlobamoraOPINI

Peluang untuk Keluar dari Kemiskinan Struktural

Oleh: Dr. Ing. Ignatius Iryanto*

Salah satu masalah besar kita di Flores dan Nusa Tenggara Timur (NTT) umumnya, yakni kemiskinan yang menciptakan ‘lingkaran setan’ masalah-masalah sosial lainnya.

Kemiskinan menjadi impak dari kurangnya pendidikan dan ketrampilan serta tidak adanya peluang kerja yang cukup di Flores/NTT.

Namun, kemiskinan juga menimbulkan impak terjadinya stunting, keterbatasan akses untuk pendidikan, serta berkurangnya peluang untuk memasuki lapangan pekerjaan, yang sebenarnya bisa menjadi cara untuk keluar dari ‘lingkaran setan’ kemiskinan ini.

Ini tantangan terbesar dari setiap pemimpin daerah di NTT, baik di level kabupaten dan juga level provinsi.

Keinginan untuk keluar dari ‘lingkaran setan’ tersebut, telah membuat banyak warga kita terjebak ke tangan mafia penyalur tanaga kerja non-prosedural (illegal), penipuan, pemerasan, hingga eksploitasi.

Bukan rahasia lagi, Flores/NTT menjadi salah satu provinsi dengan korban terbesar kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) atau perdagangan manusia (human yrafficking) di negeri ini.

Data dari tim PADMA Indonesia, menyebutkan setiap tahun sekitar 100 jenazah Pekerja Migran Indonesia (PMI) dipulangkan ke Flores/NTT, yang sebagian besar merupakan korban dari mafia TPPO ini.

Bagi penulis, ini adalah salah satu hal yang harus segera diatasi di provinsi NTT ini.

Sebuah tantangan berat bagi Gubernur dan para Bupati baru.

Segala usaha yang telah dilakukan selama ini seperti: membangun Balai Latihan Kerja (BLK), mendorong pendidikan vokasi, melakukan advokasi, dan kampanye penyadaran akan bahaya TPPO, terlihat tidak cukup memberikan hasil nyata.

Peluang kerja di NTT masih tetap kecil dan masyarakat kita tetap berusaha mencari peluang kerja di luar NTT, termasuk di luar negeri.

Namun, kita masih tetap terjebak dengan proses-proses yang rawan menjadi korban mafia TPPO. Ujungnya, kita tetap berada dalam ‘lingkaran setan’ kemiskinan struktural yang diuraikan di atas.

Kita membutuhkan mitra yang tepat dan dapat dipercaya.

Penulis pernah menulis tantang pentingnya merubah eco system regulasi pengiriman tenaga kerja ke luar negeri (https://investortrust.id/macro/51463/perubahan-ekosistem-pengiriman-tenaga-kerja-migran-indonesia).

Indonesia perlu lebih mendorong pengiriman tenaga kerja profesional, minimal di level middle skill; seperti perawat, pekerja industri, paramugari, mekanik, juga pekerja di sektor hospitality seperti hotel, restaurant serta kapal pesiar.

Triputra Edukasi Nusantara, unit Triputra group dan Persada Group yang mensupervisi sekaligus merupakan jaringan kemitraan politeknik Cristo Re Keuskupan Maumere, (mempertimbangkan misi utama dari pendiri Triputra Group Theodore Permadi Rachmat yaitu memberantas kemiskinan di tanah air yang juga sejalan dengan misi inisiator poltek Cristo Re, almarhum Mgr. Cherubim Parera SVD), sedang merintis kemitraan dengan sebuah group swasta lain: group Binawan yang sudah berpengalaman mengirimkan tenaga kerja profesional ke luar negeri selama lebih dari 48 tahun.

Tujuan dari kemitraan yang dibangun adalah membantu menyalurkan anak-anak didik dari lembaga-lembaga pendidikan yang dibina oleh Triputra Edukasi Nusantara termasuk Politeknik Cristo Re untuk dapat bekerja di luar negeri secara legal dan terjamin, dan dengan itu dapat membawa keluarganya keluar dari lingkaran kemiskinan.

Mengenal Binawan

Penulis mengenal Binawan sudah sangat lama sebenarnya, yaitu ketika seorang sepupu penulis kuliah di Stikes Binawan dan kemudian diproses untuk dikirim bekerja ke Australia sebagai perawat profesional.

Sampai saat ini, sepupu itu telah hampir 20 tahun bekerja di Australia dengan karier yang terjamin.

Sistem yang telah dibangun Binawan sejak lama itu menjamin keamanan pekerja yang dikirim, ada perlindungan akan kepastian tempat kerja, juga ada kunjungan tim Binawan untuk melihat kondisi pekerja tersebut.

Bahkan, untuk para pekerja yang ingin kembali ke tanah air, Binawan memiliki program repatriasi untuk mempersiapkan proses integrasi mereka kembali dengan kondisi dan dunia kerja di tanah air.

Saat ini, Stikes Binawan telah berubah menjadi Universitas Binawan yang memiliki 13 program studi; baik D4, S1 dan S2.

Binawan saat ini pun berkembang menjadi suatu group usaha yang membangun eco-system yang saling mendukung untuk kebutuhan pengiriman tenaga kerja trampil ke luar negeri.

Unit-unit bisnis baru dimunculkan, dikelompokkan dalam 3 sub group:

Pertama, International Recruitment Services; yang melakukan proses proses recruitment (International Job Portal, Healthcare community network dan Licence Manpower agency).

Kedua, Education and Trainning Services (Binawan university dan language and vocational trainning center, aviation trainning center).

Ketiga, Strategic bussiness unit (primary care clinic, general hospital, IT infrastructure and solution, Property, Restaurant and Lounge, Agriculture, Aesthetic and Wellness center); yang juga merupakan tempat magang dan praktek kerja bagi para calon pekerja sebelum dikirim ke luar negeri.

Saat ini, hampir seluruh negara Eropa membutuhkan sejumlah besar tenaga-tenaga perawat dari mana saja yang bersedia bekerja di sana.

Pada tahun 2023, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan data dan analisis bahwa di tahun 2025, Indonesia akan mengalami kelebihan tenaga perawat sebanyak 600 ribu orang.

Itulah sebabnya Kementerian Pendidikan mengeluarkan moratorium pembukaaan prodi keperawataan saat ini, dan itu pula sebabnya saat ini tidak mudah para perawat mendapatkan pekerjaan di dalam negeri.

Sebaliknya, laporan global mengatakan bahwa di tahun 2030, dunia akan mengalami kekurangan tenaga perawat sebanyak 13 juta orang.

Kekurangan ini telah mulai dialami saat ini, yang membuat negara-negara Eropa termasuk Jerman, mencari pasokan tenaga-tenaga perawat dari seluruh dunia agar bersedia bekerja di Jerman.

Philipina telah lama melakukan hal itu namun juga kewalahan.

Sekarang kesempatan itu terbuka lebar bagi negara-negara lain termasuk Indonesia.

Negara-negara yang juga gencar memanfaatkan peluang ini yakni India, Nepal, dan Vietnam.

Binawan sendiri sampai saat ini sudah mengirimkan lebih dari 7000 pekerja profesional dalam bidang kesehatan ke luar negeri, termasuk lebih dari 4000 perawat.

Saat ini, Binawan sedang akan merekrut ribuan perawat yang akan dikirim bekerja di Eropa dan siap memberikan pelatihan persiapan bagi perawat-perawat yang berminat selama sekitar 8 bulan. Seluruh pelatihan tersebut tidak dipungut biaya apa pun.

Kesempatan Kerja di Bidang Lainnya

Kesempatan kerja di bidang lain dan di negara lain pun terbuka lebar.

Data yang ada dan diolah oleh tim analis Binawan menunjukkan bahwa kebutuhan tenaga penerbangan profesional di dunia terus meningkat sejalan dengan meningkatnya lalu lintas penerbangan internasional.

Analis binawan menunjukkan bahwa hingga tahun 2030, dunia membutuhkan lebih dari 2 juta tenaga profesional dalam bidang penerbangan.

Dan sampai saat ini, Binawan telah mengirimkan 1682 pramugari, 136 cabin service assitant, 80 in flight cheaf, 7 pilot, 210 mekanik serta126 tenaga petugas tiketing, dan lain-lain.

Masih banyak kebutuhan di negara-negara Timur tengah seperti Bahrain, Qatar dan Saudi.

Begitu juga kebutuhan untuk pekerja-pekerja di sektor Hospitality dan sektor pertanian.

Semua bidang itu adalah pekerjaan-pekerjaan yang membutuhkan skill menengah (middle skil labour), yang mudah dipelajarti dan dilatih.

Binawan group memiliki pengalaman dan fasilitas pelatihannya.

Penulis memang mengambil posisi mempromosikan Binawan group karena memang lembaga ini paling berpengalaman dan selama ini paling dapat dipercaya, dan kita masyarakat di Flores membutuhkan jasa mereka.

Mari kita tinggalkan mimpi buruk bekerja di luar negeri: dikejar-kejar polisi negara orang, disiksa pemberi kerja karena kita tidak terampil, gaji tidak dibayar dan kita tidak memiliki posisi tawar untuk menuntut.

Mimpi indah merantau untuk memperbaiki nasib berubah menjadi mimpi buruk, sengsara di negeri orang bahkan ada yang meninggal di sana.

Menata Pengiriman Tenaga Trampil Flores ke Luar Negeri

Saat ini, pendidikan perawat di pulau Flores berada di beberapa tempat.

Yang Penulis ketahui saja; di Maumere ada Stikes Sta. Elisabeth, ada prodi keperawatan dan prodi profesi Nurse di Universitas Nusa Nipa, di Ende ada akademi Perawat, di Ruteng ada prodi keperawatan dan prodi profesi Nurse di Universitas katolik St. Paulus Ruteng.

Lembaga-lembaga tersebut bisa menghasilkan lulusan berjumlah sekitar 300 perawat per tahun, dan jika dari 300 perawat tersebut, 40%-nya bisa mendapatkan kesempatan kerja di luar negeri, akan signifikan menaikkan pendapatan masyarakat kita.

Begitu pula profesi-profesi lain seperti mekanik, sopir, pramugari, pekerja di sektor perhotelan, restaurant, kapal pesiar, dan lain-lain.

Hampir setiap kabupaten di Flores memiliki SMA dan SMK dan politeknik-politeknik: di Larantuka ada politeknik IT, di Sikka ada politeknik Cristo Re dengan tiga program studi: Teknik Mesin, Teknik Pemeliharaan mesin Otomotif dan Eco wisata yang focus pada eco atau green hospitality; di Nagekeo ada politeknik pertanian dan di Labuan Bajo ada Politeknik Pariwisata.

Potensi pengiriman tenaga tampil bidang non perawat juga besar.

Syaratnya ada dua: pertama, semua lembaga tersebut dengan kesadaran tinggi mempersiapkan anak didiknya untuk memasuki pasar kerja di luar negeri; yang artinya mamastikan mereka menguasai minimal satu kompetensi teknis yang mumpuni, memiliki kemampuan komunikasi yang baik dalam bahasa asing, serta memiliki daya adaptasi yang bagus ketika memasuki budaya baru. Semua aspek itu bisa dilatih.

Syarat kedua, kita memiliki mitra yang kuat dengan jartingan yang luas dan terpercaya dalam penyaluran tenaga tenaga trampil tersebut.

Penulis memiliki keyakinan kuat bahwa putra-putri Flores mampu mengisi peluang-peluang itu dan para pendidik Flores juga mampu mempersiapkan anak didiknya sebaik-baiknya.

Kita sudah menjadi pusat misionaris Katolik terbesar di dunia; artinya kita telah menjadi pusat pendidikan para misionaris yang mampu bekerja di mana saja, di negara dengan latar belakang budaya apa saja.

Hal itu menurut penulis adalah kekuatan masyarakat Flores, dan juga menjadi kekuatan kelompok awam, bukan hanya monopoli kekuatan sahabat-sahabat kaum Klerus: para pastor dan suster, asalkan kaum awam juga dipersiapkan secara baik dan sistematis serta bersedia mengikuti proses persiapannya dengan penuh kedisiplinan.

Tulisan ini keluar dari hati bukan dari otak penulis.

Penulis yakin, kita semua sudah lelah dengan cap daerah termiskin di negeri ini, daerah terburuk stuntingnya, daerah yang hanya menghasilkan orang orang awam yang bekerja dengan ototnya semata.

Mari kita bersama mengakhirinya secara bertahap. Kita bersama: pemerintah daerah, Gereja, para pendidik dan masyarakat.

Kita mampu memulainya dan biarkan 10 tahun mendatang, generasi berikutnya akan menikmati impaknya.

Tim Binawan Akan ke Flores

Pada akhir bulan Februari 2025 ini, Poltek Cristo Re dengan bantuan Triputra Edukasi Nusantara, akan mengundang tim Binawan melakukan sosialisasi tentang peluang-peluang tersebut di NTT.

Mereka akan melakukan sosialisasi secara tatap muka di Kupang, lalu di Poltek Cristo Re Maumere terkait peluang kerja non perawat, dan kemudian di Universitas Nusa Nipa Maumere, serta di Akper Ende terkait peluang kerja bagi tenaga perawat ke Eropa.

Acara ini akan diumumkan lewat sosial media.

Bagi putra-putri Flores yang berminat namun tidak bisa hadir luring, bisa mengikutinya lewat siaran livestreaming atau zoom dan google meet yang akan disiapkan oleh Poltek Cristo Re dan oleh Universitas Nusa Nipa.

Kita berharap, minat yang tinggi dari putra putri Flores/NTT akan menggerakkan Binawan dan mitra-mitranya, khususnya Triputra Edukasi Nusantara untuk membuka sebuah trainnng center di Flores bagi putra-putri Flores dan NTT.

Kita berdoa dan bekerja untuk itu.

 

Penulis adalah Wakil Direktur Operasional Politeknik Cristo Re.

Komentar ANDA?

Penulis Delegasi

Recent Posts

Pemkot Kupang Dukung Program Makan Bergizi Gratis

KOTA KUPANG,DELEGASI.NET - Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, menerima audiensi dari para Kepala Satuan…

12 jam ago

Cerobong Asap Kapel Sistina Dipasang Menjelang Konklaf

VATIKAN,DELEGASI.NET- Vatikan mulai mempersiapkan Kapel Sistina untuk konklaf, yang akan dimulai tanggal 7 Mei 2025.…

13 jam ago

Wagub NTT Dorong Para Lulusan UKAW Kupang Kembangkan Softskill dan Kompetensi

KUPANG,DELEGASI.NET - Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma berkesempatan menghadiri Rapat Terbuka Senat Univesitas Kristen Artha…

13 jam ago

Gubernur NTT: Siswa Harus Kreatif dalam Mengelola Potensi Daerah

KUPANG,DELEGASI.BET - Gubernur NTT, Melki Laka Lena mengatakan, saat ini  kita sudah ada pada situasi…

13 jam ago

Bupati Sikka Serahkan SK Pendirian SMP Negeri 049 Renggarasi

MAUMERE,DELEGASI.NET - Perjuangan panjang masyarakat Tana Wawo akan hadirnya sebuah SMP Negeri di wilayah itu…

1 hari ago

Naik Mobil Tahanan Kejari Sikka, Hendrik Putra Winata Sempat Hindari Kamera Wartawan

MAUMERE,DELEGASI.NET- Hendrik Putra Winata, terpidana kasus penganiayaan akhirnya dieksekusi Kejaksaan Negeri Sikka, Jumat (2/5) siang.…

1 hari ago