Dalam salah satu video yang beredar di media sosial, terlihat petugas keamanan United Nations Departement of Safety and Security (UNDSS) mendatangi meja sekelompok orang tersebut dan mengambil slogan kertas yang mereka bawa bertuliskan “Free Maluku”, “Free Papua”, dan “Free Aceh”.
Salah satu delegasi itu mengeklaim bahwa teguran dari petugas keamanan dating setelah kehadiran mereka dilaporkan oleh Asisten Penasihat Militer Perwakilan Tetap RI di PBB.
“Ini kan forum PBB, suka-suka kita. Kita punya hak, bukan DPR Indonesia. Kau melarang-larang kita,” ujar salah satu anggota delegasi dalam video tersebut.
PBB memang rutin menggelar berbagai sidang yang fokus terhadap berbagai isu hak asasi manusia, termasuk soal jaminan hak masyarakat adat di berbagai negara.
Sidang UNPFII tahun ini digelar selama dua pekan di markas PBB dan dihadiri oleh ratusan delegasi dari berbagai negara termasuk organisasi masyarakat adat.
Forum ini merupakan ruang diskusi bagi negara-negara anggota PBB dan perwakilan masyarakat adat dunia untuk membahas pelaksanaan UN Declaration on the Rights of Indigenous Peoples.
“Memang ada insiden mengenai orang-orang yang tidak bertanggung jawab yang menyalahgunakan forum United Nations Permanent Forum on Indigenous Issues (UNPFII) beberapa hari yang lalu,” kata Roy ke awak media usai konferensi pers di Gedung Palapa pada Kamis (24/4).
Dia menjelaskan forum tersebut di bawah PBB. Di sana, negara-negara anggota PBB melakukan tukar pikiran mengenai upaya pemberdayaan masyarakat adat dan cara bekerja sama dengan negara-negara lain dengan mempertimbangkan serta menghormati kedaulatan negara-negara anggota.
“Amat disayangkan, memang ada beberapa individu yang menyalahgunakan kehadirannya di forum tersebut untuk melakukan hal-hal yang bertentangan dengan penyelenggaraan forum itu sendiri,” ungkap dia.
Dengan demikian, saat ada orang-orang yang bisa hadir ke forum PBB meski dengan bendera NGO tetapi memanfaatkan untuk kepentingan individu atau kelompok tertentu tak bisa diterima bahkan oleh organisasi internasional itu sendiri.
“Jadi ketika ada orang-orang mencari sensasi yang melakukan hal tersebut sudah jelas-jelas itu melakukan tindakan yang menyalahgunakan forum dan mungkin dapat dikatakan orang-orang yang tidak bertanggung jawab atau bahkan tidak memiliki etika sama sekali apalagi etika untuk berperilaku dalam masyarakat internasional,” ungkap Roy. *** (*/delegasi).
KOTA KUPANG,DELEGASI.NET - Wali Kota Kupang, dr. Christian Widodo, menerima audiensi dari para Kepala Satuan…
VATIKAN,DELEGASI.NET- Vatikan mulai mempersiapkan Kapel Sistina untuk konklaf, yang akan dimulai tanggal 7 Mei 2025.…
KUPANG,DELEGASI.NET - Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma berkesempatan menghadiri Rapat Terbuka Senat Univesitas Kristen Artha…
KUPANG,DELEGASI.BET - Gubernur NTT, Melki Laka Lena mengatakan, saat ini kita sudah ada pada situasi…
MAUMERE,DELEGASI.NET - Perjuangan panjang masyarakat Tana Wawo akan hadirnya sebuah SMP Negeri di wilayah itu…
MAUMERE,DELEGASI.NET- Hendrik Putra Winata, terpidana kasus penganiayaan akhirnya dieksekusi Kejaksaan Negeri Sikka, Jumat (2/5) siang.…