KUPANG,DELEGASI.NET– Pemerintah melalui Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional RPJPN 2025-2045 mengidentifikasi perubahan iklim sebagai salah satu tantangan Indonesia selama dua dekade ke depan.
” Pembangunan berkelanjutan menjadi komitmen kami selama lima tahun ke depan,” ungkap Gubernur NTT, Melki Laka Lena saat membuka Workshop bertajuk Mendorong Kebijakan Adaptasi Perubahan Iklim yang Berkeadilan di NTT di Hotel Harper Kupang, Senin (19/5/2025).
Melki menjelaskan, dalam berbagai kunjungan ke berbagai daerah di NTT, ditemukan bahwa upaya menjadikan NTT sebagai salah satu daerah penyokong swasembada pangan nasional, namun masih terkendala dengan ketersediaan sumber daya air yang terbatas terutama saat musim kering.
Untuk itu kata dia, selain optimalisasi bendungan dan embung serta pemanfaatan teknologi untuk mendorong air ke lahan warga di dataran tinggi, juga harus diikuti dengan upaya penghijauan kembali hutan dan pengembangan daerah tangkapan air hujan.
“Upaya-upaya penghijauan tentu tidak saja ditujukan untuk meningkatkan produktivitas pertanian tetapi juga meminimalisir dampak bencana hidrometeorologi yang rentan terjadi di NTT. Kami juga berkomitmen untuk mengoptimalkan berbagai potensi sumber daya alam bukan tambang. Melalui kolaborasi dengan berbagai stakeholder, dimana saat ini kami juga sedang memproses penyusunan dokumen Rencana Aksi Daerah – Adaptasi Perubahan Iklim (RAD API) Provinsi NTT Tahun 2025 – 2045,” ujarnya.
Gubernur berharap kegiatan yang diinisiasi Voices For Just Climate Action (VCA) ini, bisa mendukung ketahanan dan ketangguhan iklim berbasis komunitas dan menghasilkan rekomendasi teknis yang dapat ditindaklanjuti guna penyusunan kebijakan dan program yang responsif terhadap tantangan perubahan iklim.***(*/delegasi)