BerandaBeritaHanya Tiga  Bulan, 2.029 Ekor Babi di Sikka Mati Akibat ASF

Hanya Tiga  Bulan, 2.029 Ekor Babi di Sikka Mati Akibat ASF

Published on

MAUMERE,DELEGASI.NET– Serangan demam babi Afrika di Kabupaten Sikka benar-benar menguatirkan. Hanya dalam waktu 3 bulan saja, Januari-Maret 2025, tercatat sudah 2.029 ekor babi yang mati akibat African Swine Fever (ASF).
Data ini disampaikan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka Yohanes Emil Satriawan saat Rapat  Dengar Pendapat (RDP) bersama DPRD Sikka, Selasa (20/5).
“Ini yang dilaporkan dari penyuluh,” jelas Yohanes Emil Satriawan yang familiar disapa Jemi Sadipun.
Data yang dihimpun media ini, laporan yang masuk ke Dinas Pertanian Sikka baru berasal dari 28 desa/kelurahan yang tesebar pada 8 kecamatan. Itu pun belum semua desa memberikan laporan.

Data yang ada masih jauh dari realitas. Pasalnya, di Kabupaten Sikka terdapat 13 kelurahan dan 181 desa. Itu artinya data yang dilaporkan ke Dinas Pertanian baru mencapai 14,43 persen.

Menurut data yang dilaporkan Kepala Dinas Pertanian Sikka Yohanes Emil Satriawan dalam Forum RDP, populasi babi pada Januari-Maret sebanyak 4.553 ekor. Dengan mati 2.029 ekor, maka sisa babi pada rentang waktu itu sebanyak 1.809 ekor.

Kecamatan Alok Barat merupakan wilayah terparah serangan ASF. Total babi mati selama 3 bulan itu adalah 590 ekor. Menyusul Kecamatan Waigete, Hewokloang dan Kewapante, rata-rata lebih dari 300 ekor mati di setiap kecamatan.

Untuk mencegah tingkat kematian babi semakin parah, Dinas Pertanian Sikka melakukan pengetatan masuk keluar babi dari dan ke Kabupaten Sikka, khususnya di perbatasan Sikka-Flotim, Sikka-Ende di bagian selatan dan Sikka-Ende di bagian utara.

Pengetatan masuk keluar babi, kata dia, berjalan cukup baik. Beberapa kali pihaknya berhasil menggagalkan masuknya babi melalui jalur utara.

Di tengah kegelisahan karena selama 4 tahun ini tidak ada vaksin babi, muncul kabar gembira bagi peternak babi di Kabupaten Sikka. Kini, sudah hadir vaksin untuk menyembuhkan penyakit demam babi Afrika atau African Swine Fever (ASF). Vaksin tersebut namanya Avac ASF Live.

Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI telah menerbitkan surat resmi yang antara lain ditembuskan kepada Kepala Dinas Kabupaten/Kota yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan.

Pemakaian vaksin Avac ASF Live itu tertuang dalam Surat Keputusan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian RI Nomor 3693/Kep/Kpts/Pk.350/f/04/2025 tentang Persetujuan Penggunaan Darurat Obat Hewan Vaksin Avac African Swine Fever Live pada Babi.

Surat tersebut ditandatangani oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan RI Agung Suganda,  tertanggal 23 April 2025.*** (Vicky da gomes)

Komentar ANDA?

Latest articles

Kardinal Parolin: Paus Leo XIV Menyerukan Diplomasi Perjumpaan

VATIKAN,DELEGASI.NET- Sekretaris Negara Takhta Suci, Kardinal Pietro Parolin, , menyampaikan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa, pemilihan...

Satu  Unit Hand Traktor Bantuan Julie Laiskodat, Hilang di Kantor Dinas Pertanian Sikka

MAUMERE,DELEGASI.NET- Kabar buruk menerpa Dinas Pertanian Kabupaten Sikka. Ditengarai 1 unit hand traktor bantuan...

LSM Lapor DPR: 75 Persen Napi di NTT Pelaku Kejahatan Seksual

JAKARTA-- Aliansi Peduli Perempuan dan Anak (APPA) Nusa Tenggara Timur (NTT) mengungkap data yang...

Hasil RUPS, Dua Nama yang Selalu Didendang Calon Dirut Bank NTT

KUPANG, DELEGASI.NET – Dua nama yang menjadi kandidat kuat calon Direktur Utama Bank NTT....

More like this

Kardinal Parolin: Paus Leo XIV Menyerukan Diplomasi Perjumpaan

VATIKAN,DELEGASI.NET- Sekretaris Negara Takhta Suci, Kardinal Pietro Parolin, , menyampaikan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa, pemilihan...

Satu  Unit Hand Traktor Bantuan Julie Laiskodat, Hilang di Kantor Dinas Pertanian Sikka

MAUMERE,DELEGASI.NET- Kabar buruk menerpa Dinas Pertanian Kabupaten Sikka. Ditengarai 1 unit hand traktor bantuan...

LSM Lapor DPR: 75 Persen Napi di NTT Pelaku Kejahatan Seksual

JAKARTA-- Aliansi Peduli Perempuan dan Anak (APPA) Nusa Tenggara Timur (NTT) mengungkap data yang...